Jakarta, PUBLIKASI – Saham Alibaba, e-commerce raksasa China, rontok 9,4 persen pada perdagangan Selasa (3/5) pagi waktu Hong Kong, usai pendirinya Jack Ma diduga ditangkap oleh polisi.
Laporan CCTV mengabarkan seseorang bermarga Ma, klan serupa dengan Jack Ma, ditahan oleh pihak berwajib. Laporan itu mengundang perhatian investor yang menduga bahwa orang yang dimaksud adalah Jack Ma, yang selama ini menghilang dari radar publik.
Akibatnya, saham Alibaba rontok dan emiten ini kehilangan kapitalisasi pasarnya hingga US$26 miliar atau setara Rp374,4 triliun.
Namun, lembaga penyiaran China segera mengeluarkan koreksi dan akhirnya saham Alibaba pun pulih dengan cepat, menjadi minus hanya 1,76 persen.
Laporan CCTV menyatakan bahwa seseorang yang bermarga Ma ditangkap karena tindakan kriminal di kota timur Hangzhou, tempat Alibaba bermarkas. Orang tersebut menjadi sasaran polisi Hangzhou sejak pekan lalu.
Menurut laporan itu, orang tersebut diduga menghasut subversi kekuasaan negara melalui internet dan melakukan kegiatan lain yang membahayakan keamanan nasional.
Melansir Forbes, Rabu (4/5), saat ini penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung. Sementara, nama lengkap orang tersebut belum juga diungkapkan.
Dalam laporan itu, diduga nama depan orang tersebut adalah salah satu karakter nama depan Jack Ma, karakter ‘Yun’, yang memicu spekulasi dari outlet media lokal di China dan Hong Kong bahwa tuduhan tersebut memengaruhi miliarder Alibaba Group.
Harga saham Alibaba bangkit setelah CCTV mengeluarkan koreksi bahwa nama depan orang tersebut memiliki dua karakter.
Secara terpisah, tabloid nasionalis Global Times melaporkan bahwa Ma yang ditangkap adalah direktur departemen penelitian dan pengembangan perangkat keras dari sebuah perusahaan IT yang dicuci otak oleh pasukan anti-China dari luar.
Hingga berita ini diturunkan, baik Alibaba Group maupun Ant Group, belum menanggapi permintaan komentar.
Kesimpangsiuran terjadi karena Jack Ma (57) hidup di bawah radar publik sejak keputusan penting oleh Pemerintah China menghentikan rencana IPO raksasa fintech Ant Group senilai US$35 miliar.
Tidak lama setelah kegagalan IPO, Ma langsung menghilang dari mata publik.
Setelah itu, Ma baru terlihat lagi pada Oktober 2021, saat ia dilaporkan menghadiri pertemuan bisnis di Hong Kong dan melakukan tur Eropa. *Arya