Jakarta, PUBLIKASI – Menteri BUMN Erik Thohir di desak oleh ratusan mantan pilot dan karyawan PT Merpati Nusantara Airlines untuk segera membayar utang pesangon bagi 1.233 eks pilot dan karyawan sejak perusahaan tutup pasa 2014 lalu.
Desakan ini disampaikan saat mereka mendatangi kantor PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) selaku penanggungjawab penyelesaian masalah keuangan Merpati pada Selasa (12/4).
“Tolonglah Pak Menteri, jangan digantung-gantung lagi kami. Sudah tujuh tahun hanya diberi janji-janji saja. Itu hak kami,” ungkap Arief Kemaluddin, eks pilot Merpati dalam keterangan resmi, Rabu (13/4).
Lebih lanjut, para eks pilot dan karyawan mengusulkan Erick untuk segera menjual aset-aset Merpati yang tersisa. Lalu, membagikan hasil penjualan aset secara merata ke para mantan karyawan sebagai pembayaran pesangon.
“Kami harapkan Menteri BUMN memberikan dukungan untuk pembagian secara proporsional aset Merpati yang dijual sebagai bagian pembayaran pesangon,” terang Markus Nababan, salah satu pengacara eks pilot dan karyawan Merpati.
Tak hanya mendesak Erick Thohir, para eks pilot dan karyawan juga meminta kejelasan ke Direktur Utama PPA Yandi Jaya Ruchandi lewat pertemuan pada Selasa kemarin. Tapi, menurut Bertua Hutapea, pengacara lain yang mewakili para eks pilot dan karyawan, PPA belum memiliki keputusan soal pembayaran pesangon.
“PT PPA mengaku masih menunggu keputusan dari Menteri BUMN untuk langkah-langkah penyelesaian pembayaran pesangon eks pilot dan karyawan Merpati,” kata Bertua.
Kendati begitu, para eks pilot dan karyawan tetap meminta PPA agar bisa segera menyelesaikan masalah pesangon ini. Sebab, banyak dari mereka yang sangat bergantung pada dana pesangon tersebut.
Apalagi, usia para eks pilot dan karyawan sudah tidak muda lagi, yakni rata-rata di atas 50 tahun. Selain itu, tak sedikit dari mereka yang kini jadi dilanda masalah rumah tangga seperti perceraian dan tidak bisa melanjutkan pendidikan karena pesangonnya tak kunjung dibayar.
“Jadi mereka benar-benar menggantungkan hidup pada pesangon. Sayangnya, pesangon tak kunjung dicairkan selama tujuh tahun,” tuturnya.
Terkait desakan ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dan Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines Asep Ekanugraha. Namun, keduanya belum memberi tanggapan sampai berita ini diturunkan. *Arya