Jakarta, PUBLIKASI – Berbeda dengan keputusan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara belum memutuskan untuk ikut unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (11/4) mendatang.
Dalam keterangan itu, mereka mengutip pernyataan Koordinator Pulau Jawa BEM Nusantara, Ahmad Marzuki Tukan.
mengatakan bahwa mereka belum mengambil keputusan karena banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan karena gitu besar hegemoni.
“Ditanya soal aksi nasional tanggal 11, pihaknya belum memutuskan untuk turun aksi karena banyak pertimbangan yang mesti di ambil mengingat hegemoni yang sedemikian besar,” demikian kutipan pernyataan itu.
Pernyataan itu berlanjut, “Tapi pada prinsipnya kami tetap membersamai gerakan tersebut dengan proporsional melalui audiensi maupun aksi di lapangan nantinya.”
Melalui pernyataan itu, Marzuki juga menjelaskan maksud pertemuan pihaknya dengan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto pada Jumat (8/4) lalu.
Ia menegaskan bahwa dalam pertemuan itu, BEM Nusantara hanya menyampaikan hasil kajian isu yang mereka kawal.
“Mulai dari persoalan kelangkaan minyak goreng, kenaikan PPN, kenaikan BBM, wacana jabatan presiden 3 periode, dan isu lainnya yang sedang berkembang di publik akhir-akhir ini. Kami diskusi terbuka dan kami sampaikan keluhan-keluhan itu,” ucapnya.
)Ia menyebut, pihaknya akan mencecar kementerian lembaga terkait yang bertanggung jawab atas isu kebutuhan pokok, kenaikan BBM, dan kenaikan PPN.
“Kami tetap konsisten dalam garis perjuangan rakyat. Jadi, jangan libatkan pertemuan kemarin sebagai upaya pelemahan gerakan mahasiswa,” kata Marzuki.
Marzuki pun mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama menuntaskan masalah-masalah yang tengah terjadi di Indonesia saat ini.
“Semua pihak harus terbuka dan pemerintah yang telah diberikan mandat harus segera mengambil solusi atas kondisi yang kita hadapi hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, BEM SI akan menyuarakan protes mereka melalui unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan pada Senin mendatang.
Dalam aksi itu, mereka akan menyuarakan penolakan atas isu perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilihan umum 2024. Mereka juga bakal memprotes kenaikan harga BBM dan bahan pokok. *Arya