Makassar, PUBLIKASI – Unjuk rasa terjadi lagi di daerah Makassar, Sulawesi Selatan pada Sabtu (9/4) sore, yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Negri (UIN) Makassar. Saat aksi, beberapa demonstran membakar ban dan menutup Jalur Trans Sulawesi di Jalan Sultan Alauddin.
Unjuk rasa digelar saat masyarakat tengah sibuk mempersiapkan diri menanti waktu berbuka puasa. Kemacetan panjang tak dapat dihindari akibat aksi ini.
Koordinator lapangan Muhammad Arya Dwi Madaprama mengatakan, masa jabatan presiden telah diatur dalam undang-undang. Perpanjangan masa jabatan presiden itu sama saja melanggar konstitusi. Wacana itu tidak seharusnya dilontarkan tiba-tiba ditengah banyak permasalahan sosial yang terjadi saat ini.
“Kami dengan tegas menolak penundaan Pemilu, karena wacana itu hanya menimbulkan polemik,” kata Arya.
Massa juga menolak kenaikan harga minyak goreng. Meski disebut karena faktor global, Arya mengatakan Indonesia punya sumber daya alam yang begitu besar sehingga kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng mestinya tidak terjadi.
Massa menuding bahwa ada sekelompok orang yang memanfaatkan kelangkaan minyak goreng demi kepentingan masing-masing. Sehingga hal itu harus segera diselidiki.
“Dibalik kelangkaan minyak goreng ini, kami yakin ada mafia yang bermain. Maka itu, kami menuntut kasus mafia minyak goreng ini harus segera diusut sampai tuntas,” ungkapnya.
Aksi unjuk rasa ini pun mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Hingga berakhirnya aksi tersebut situasi di Kota Makassar masih dalam kondisi kondusif.
Sebelumnya pada Kamis (7/4) lalu mahasiswa di Makassar juga menggelara aksi serupa. Mahasiwa di sejumlah daerah mulai bergerak menggelar aksi demo sebelum di Jakarta pada 11 April mendatang.
Bogor, Semarang, Palembang dan Tasikmalaya adalah contoh di mana mahasiswa mulai turun jalan. *Arya