Padang, PUBLIKASI ‐ Kelangkaan solar yang terjadi sejak seminggu di daerah Sumatera Barat belum teratasi hingga saat ini. Salah satu antrean terjadi di beberapa SPBU di Kota Padang.
Di SPBU daerah itu, panjang antrean kendaraan untuk mengisi solar sampai mencapai satu Kilometer.
Salah satu supir truk yang ditemui di SPBU Anak Aia, Kecamatan Koto tangah, Padang yang bernama Agus mengatakan sudah mengantre sejak malam di sana.
Namun, usahanya berujung sia-sia karena ketika gilirannya, bahan bakar tersebut habis.
“Saya memulai perjalanan dari Lampung menuju ke sini (Sumbar). Terakhir mengisi BBM di Senawar, sampai di sini solar sudah habis,” ujar Agus, Jumat (1/4).
Agus mengatakan karena kelangkaan ini, ia dan beberapa supir truk lainnya juga mengisi galon cadangan yang diletakkan di samping mobilnya.
“Nah jika di sini ga dapat (solar) lagi, saya susah untuk kembali ke Lampung,” jelasnya.
Hal yang serupa juga dijelaskan oleh pengemudi truk lainnya, Yos. Ia baru memulai perjalanannya dari Kota Padang. Namun, karena terkendala bahan bakar yang sulit ditemukan membuat waktu keberangkatannya menjadi tertunda.
“Seharusnya berangkat malam ke Lahat, tapi solar habis, sehingga saya harus bersabar,” jelasnya.
Sementara itu, menanggapi permasalahan itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan jumlah pasokan bahan bakar untuk Sumbar akan ditambah kuotanya sekitar 5 persen-10 persen.
Jumlah stok gasoline untuk Sumbar yaitu 411 ribu Kiloliter per tahunnya. Dengan adanya penambahan jumlah hingga 10 persen itu, maka diharapkan kebutuhan dapat terpenuhi, sehingga tidak ada lagi antrean panjang.
“Secara nasional, kebutuhan stok gasoline yang mencakup Pertamax, Pertalite dan Solar itu akan dipenuhi hingga 23 hari ke depan. Langkah itu juga untuk mengantisipasi pelonjakan permintaan menjelang lebaran tahun 2022,” kata Alfian.
Selain itu, kata dia juga akan membuka akses 24 jam pada setiap SPBU yang berada di jalur mudik di seluruh Indonesia.
“Kita melihat aturan PPKM kali ini lebih longgar dari yang sebelumnya, sehingga kepulangan orang akan mirip dengan 2019. Jadi kita antisipasi,” lanjutnya.
Sementara, anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade yang menemani Alfian melakukan sidak tersebut memastikan BBM subsidi ini terdistribusi cukup di Sumbar.
“kuota sudah di atas normal, bahkan 110 persen kuota gasoline sudah digelontorkan,” jelasnya.
Kelangkaan solar yang terjadi sejak seminggu di daerah Sumatera Barat belum teratasi.
Kelangkaan bahan bakar itu menyebabkan antrean panjang kendaraan yang melakukan pengisian ulang bahan bakar.
Salah satu antrean terjadi di beberapa SPBU di Kota Padang. Di SPBU daerah itu, panjang antrean kendaraan untuk mengisi solar sampai mencapai satu Kilometer.
Salah satu supir truk yang ditemui di SPBU Anak Aia, Kecamatan Koto tangah, Padang yang bernama Agus mengatakan sudah mengantre sejak malam di sana. Namun, usahanya berujung sia-sia karena ketika gilirannya, bahan bakar tersebut habis.
Agus mengatakan karena kelangkaan ini, ia dan beberapa supir truk lainnya juga mengisi galon cadangan yang diletakkan di samping mobilnya.
“Nah jika di sini ga dapat (solar) lagi, saya susah untuk kembali ke Lampung,” jelasnya.
Hal yang serupa juga dijelaskan oleh pengemudi truk lainnya, Yos. Ia baru memulai perjalanannya dari Kota Padang.
Namun, karena terkendala bahan bakar yang sulit ditemukan membuat waktu keberangkatannya menjadi tertunda.
“Seharusnya berangkat malam ke Lahat, tapi solar habis, sehingga saya harus bersabar,” jelasnya.
Sementara itu, menanggapi permasalahan itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan jumlah pasokan bahan bakar untuk Sumbar akan ditambah kuotanya sekitar 5 persen-10 persen.
Jumlah stok gasoline untuk Sumbar yaitu 411 ribu Kiloliter per tahunnya. Dengan adanya penambahan jumlah hingga 10 persen itu, maka diharapkan kebutuhan dapat terpenuhi, sehingga tidak ada lagi antrean panjang.
“Secara nasional, kebutuhan stok gasoline yang mencakup Pertamax, Pertalite dan Solar itu akan dipenuhi hingga 23 hari ke depan. Langkah itu juga untuk mengantisipasi pelonjakan permintaan menjelang lebaran tahun 2022,” kata Alfian.
Selain itu, kata dia juga akan membuka akses 24 jam pada setiap SPBU yang berada di jalur mudik di seluruh Indonesia.
“Kita melihat aturan PPKM kali ini lebih longgar dari yang sebelumnya, sehingga kepulangan orang akan mirip dengan 2019. Jadi kita antisipasi,” lanjutnya.
Sementara, anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade yang menemani Alfian melakukan sidak tersebut memastikan BBM subsidi ini terdistribusi cukup di Sumbar.
“kuota sudah di atas normal, bahkan 110 persen kuota gasoline sudah digelontorkan,” jelasnya. *Arya