Jakarta, PUBLIKASI – Amerika Serikat meminta China dan Rusia mendesak Korea Utara agar menghentikan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbarunya beberapa hari lalu.
“China dan Rusia harus mengirim pesan yang kuat ke (Korea Utara) untuk menahan diri dari provokasi tambahan,” kata Jalina Porter, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jumat (25/3).
Korea Utara meluncurkan ICBM yang dikenal Hwasong-17 pada Jumat (25/3). Menurut Pemimpin Tertinggi Korea, Kim Jong Un, uji coba “rudal monster” itu dirancang guna unjuk kekuatan militer negaranya.
Hwasong-17 disebut sebagai rudal paling kuat yang diluncurkan Korea Utara sejak 2017. Rudal itu dipercaya memiliki jangkauan yang lebih tinggi dan lebih jauh dibandingkan ICBM sebelumnya.
Rudal itu diluncurkan di Bandara Internasional Pyongyang, terbang hingga ketinggian maksimum 6.248.5 km dan sejauh 1.090 km selama 4.052 detik sebelum jatuh di perairan terbuka di dekat Laut Jepang atau Laut Timur.
“Kami mendesak semua negara untuk meminta pertanggungjawaban DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea–nama resmi Korut) atas pelanggaran tersebut dan kami juga meminta DPRK untuk datang ke meja perundingan serius,” katanya, seperti dikutip Reuters.
Meski Porter tidak dapat mengomentari posisi yang mungkin diambil China dan Rusia di Dewan Keamanan PBB, ia menyebut uji coba yang dilakukan Korut harus menjadi perhatian setiap negara.
“Kami sedang dalam tahap awal konsultasi tentang masalah ini. Ada perkembangan yang harus menjadi perhatian semua negara, terutama yang berbatasan dengan DPRK. Keputusan DPRK untuk kembali ke tes ICBM adalah eskalasi yang jelas,” ujarnya.
Sebagai informasi, peluncuran ICBM terakhir Korea Utara pada 2017 mendorong sanksi Dewan Keamanan PBB. Kini dengan kondisi Amerika Serikat dan sekutunya yang tengah berselisih dengan Rusia dan China di perang Ukraina, membuat uji coba ICBM Korut meningkatkan ketegangan. *Arya