Bandung,PUBLIKASI – “Kita mungkin masih ingat sebuah semboyan pendidikan yang berbunyi ‘Tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, ing ngarso sang tulodo’, yang artinya kurang lebih bahwa seorang guru mendorong dari belakang, seorang guru dapat memberi semangat, seorang guru di depan pemberi teladan. Disinilah peran seorang guru sangat besar di kalangan peserta didik, seorang guru yang akan mengubah perilaku, perilaku yang memberi pengetahuan, dan menanam budi pekerti. Lembaga pendidikan baik itu di sekolah umum, madrasah atau pesantren hakikatnya merupakan sebuah wahana dan instrumen dalam mendidik, membimbing dan melatih siswa secara teratur, terencana, dan sistematis melalui sebuah kurikulum baku yang sudah ditetapkan untuk mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan“, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Minggu (27/2).
Hal tersebut ia sampaikan setelah melaksanakan program Motivasi Santri Berprestasi di pondok pesantren Nur Assa’adah, Gunung Jembar Kawalu, kecamatan Mangkubumi, kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dede Farhan Aulawi selaku pimpinan organisasi Prawita GENPPARI beserta jajaran pengurus lainnya selama ini memang dikenal aktif tanpa lelah untuk berbakti pada bangsa dan negara dalam bidang penciptaan dan pengembangan kualitas SDM Indonesia yang maju. Dari daerah ke daerah, rombongan masuk dari satu sekolah ke sekolah lainnya, dari satu pesantren ke pesantren lainnya untuk terus memotivasi pelajar dan santri agar terus semangat dalam belajar agar sukses menggapai cita–citanya.
Proses belajar mengajar yang berorientasi pada keberhasilan tujuan senantiasa memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran, karena siswa merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar tersebut sedikitnya ditentukan oleh lima variable, yaitu melibatkan siswa secara aktif, menarik minat perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, prinsip individualitas serta peragaan dalam mengajar. Beranjak dari konsep inilah, organisasi Prawita GENPPARI turut serta secara aktif tampil secara nyata dalam memberikan motivasi kepada para pelajar dan santri untuk menyemangati dalam proses belajar dan semangat berprestasi.
Menurutnya, untuk membangkitkan semangat agar bisa sukses ada beberapa kata kunci yang harus dilakukan oleh seluruh pelajar dan santri. Pertama, harus meneguhkan cita–cita yang diinginkan sesuai keinginannya masing–masing. Cita–cita tersebut harus ditulis agar jelas dalam menentukan langkah dan sekaligus menjadi pengingat setiap saat bahwa setiap orang harus memeiliki keteguhan dalam menggapai apa yang dicita-citakannya tersebut.
Kedua, mereka harus memiliki ikhtiar yang maksimal, sebagai langkah konkrit aneka usaha yang dilakukan untuk mendukung pencapaian cita-citanya.
“Harus ada ikhtiar lebih, dan tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang baik. Kurangi kegiatan yang tidak memiliki nilai manfaat. Tetap fokus pada berbagai ikhtiar agar apa yang diharapkan bisa digapai“, ujarnya.
Ketiga, harus lebih giat lagi dalam beribadah dan berdo’a. Tidak cukup hanya dengan apa yang bersifat wajib saja, tetapi juga harus berupaya untuk memperbanyak ibadah–ibadah yang sunnah, misalnya sholat dhuha, sholat tahajud, puasa sunnah, dan sebagainya. Di setiap momen yang baik tersebut, perbanyak do’a untuk memohon pada Allah agar memberikan kemudahan dalam proses belajar.
Keempat, rajin memohon restu dan do’a dari orang tua, baik orang tua kandung di rumah maupun orang tua di sekolah yaitu para guuru dan ustadz/ustadzah. Termasuk memohon do’a dari kaum papa dan dhuafa, karena saat kita sukses nanti kita tidak akan pernah tahu atas dasar do’a dari mulut siapa yang diijabah oleh Allah.
Kelima, berbaik sangka kepada Allah atas apapun hasil akhir yang kita terima. Sabar dan ikhlas harus mendasari sikap setelah segala ikhtiar lahir dan ikhtiar bathin kita lakukan.
“Semua akan terasa indah pada waktunya, untuk menikmati pencapaian atas seluruh jejak–jejak perjuangan yang telah dilewati. Tentu semuanya tidak ada yang mudah, karena setiap perjuangan pasti akan melewati berbagai aneka kesulitan dan kelelalahan. Namun demikian tentu semua harus dijalani dan dinikmati dengan ikhlas, teguh, sabar dan pantang menyerah“, pungkas Dede mengakhiri keterangan.(RED)