Jakarta, PUBLIKASI – Kebakaran dan kebocoran di kapal perang merupakan bahaya yang bisa terjadi setiap saat, khususnya pada saat kapal perang sedang melaksanakan pelayaran atau lintas laut. Kecepatan reaksi dan ketepatan aksi menjadi faktor penting untuk menyelamatkan kapal bilamana terjadi peran kebakaran dan peran kebocoran.
Untuk melatih aksi reaksi prajurit KRI terhadap situasi darurat akibat bahaya kebocoran, tiga unsur KRI Satuan Lintas Laut Militer 1 yaitu KRI Teluk Manado-537, KRI Teluk Hading-538 dan KRI Mentawai-959 menggelar latihan peran Penyelamatan Kapal dan drill peran kebocoran di kapal yang saat ini sedang sandar di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (7/2).
Kegiatan ini merupakan latihan mingguan bulan Februari Triwulan I tahun 2002 sesuai program kerja Staf Operasi Salinlamil 1 sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dalam penyelamatan kapal dari bahaya kebocoran guna mendukung tugas Kolinlamil.
Latihan diawali dengan pembekalan oleh Perwira dari Departemen Mesin di tiap-tiap KRI yang terlibat tentang teori penanggulangan bahaya kebocoran di kapal, prosedur peran kebakaran serta pengenalan dan penggunaan alat penanggulangan kebocoran kapal.
Pada latihan ini disimulasikan terjadi kebocoran di kemudi darurat akibat benturan keras dari benda terapung. Prajurit KRI yang mengetahui pertama kali langsung meneriakkan kapal mengalami kebocoran, dan saat itu juga diumumkan peran kebocoran. Tim Penyelamatan Kapal (PEK) segera melakukan aksi cepat dan tepat yaitu penghisapan air dengan menggunakan pompa babi, dan selanjutnya aksi penanggulangan dengan menggunakan tiang penyangga, baji-baji dan bak salumbar. Dalam waktu kurang lebih 1 jam kebocoran dapat di atasi, kerugian personel dan materiil dapat diminimalisir.
“Sikap tanggap situasi, kecepatan dan ketepatan prajurit dalam menanggulangi bahaya kebocoran adalah faktor utama dalam penyelamatan kapal dari bahaya kebocoran. Dan, untuk memiliki kemampuan tersebut, prajurit KRI harus sering dilatih.” ujar Komandan Satlinlamil 1, Kolonel Laut (P) Tarus Rostiyadi saat meninjau latihan.
Komandan Satlinlamil 1 berharap melalui latihan ini prajurit pengawak KRI mempunyai pengetahuan dan skill untuk melakukan penyelamatan kapal dari bahaya kebocoran, baik pada saat kapal sandar di pangkalan maupun saat lintas laut dalam suatu tugas operasi sehingga kerugian personel dan materiil dapat dihindari. (Andi RR)