Rusia Kirim Pasukan Bantu Konflik di Kazakhstan

Jakarta, PUBLIKASI – Rusia telah mengirimkan pasukan untuk membantu Kazakhstan yang kini dalam status darurat, Kamis (6/12). Pasukan terjun payung Moscow dikerahkan sebagai bagian dari pasukan perdamaian yang dikirim oleh Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

CSTO merupakan aliansi militer yang dipimpin oleh Rusia dan beranggotakan beberapa negara bekas Uni Soviet.

Pengiriman pasukan ini merupakan jawaban atas permintaan bantuan yang diajukan Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev.

Sementara itu, sekretariat CSTO mengungkapkan tugas utama pasukan perdamaian ialah untuk melindungi fasilitas negara dan militer, pun juga membantu kepolisian Kazakhstan.

Pihak CSTO juga menuturkan, sekitar 2.500 pasukan akan dikirim ke Kazakhstan. Rencananya, mereka akan berada di sana dalam beberapa pekan.

Mengutip Reuters, pasukan perdamaian ini juga memiliki kewenangan untuk menggunakan senjata di Kazakhstan jika mereka diserang oleh pendemo.

Walaupun demikian, kemunculan pasukan terjun payung Rusia menuai kontra dari demonstran Kazakhstan.

“Kami tidak mendukung keberadaan militer asing di negara kami,” kata salah satu warga Kazakhstan, Sabyr, kepada Reuters. Ia juga memohon agar pasukan tidak menembak demonstran di negara itu.

Sabyr dan beberapa orang sempat berkumpul di luar Kedutaan Besar Kazakhstan di London pada Rabu (5/1).

Sabyr membawa spanduk bertuliskan “Shal Ket” yang berarti “Orang Tua Keluar,” kata yang digunakan untuk menggambarkan Nursultan Nazarbayev, pemimpin tertinggi Kazakhstan sejak zaman Uni Soviet.

Beberapa orang lainnya membawa spanduk bertuliskan “Jangan Tembak” dan “Kami bersamamu”.

“Protes ini dilakukan untuk melawan tirani, tirani dari kediktatoran yang tak berubah selama lebih dari 30 tahun. Masyarakat Kazakhstan berusaha mendapatkan kebebasan mereka,” tutur Sabyr lagi.

Di Almaty, kepolisian mengatakan pihaknya telah membunuh belasan ‘perusuh’ sejak malam sebelumnya hingga dini hari, Kamis (6/1). Otoritas menuturkan setidaknya ada 18 anggota pasukan keamanan yang tewas, termasuk dua diantaranya dipenggal.

Lebih dari 2.000 ditangkap akibat demo besar-besaran ini.

Wartawan Reuters melaporkan, bentrok yang terjadi antara demonstran dan pasukan menyebabkan kediaman presiden dan kantor gubernur di Almaty terbakar. Terlihat banyak mobil yang terbakar berserakan di kota.

Sementara itu, militer berhasil menguasai bandara utama yang sebelumnya diduduki protestan. Bentrok juga kembali pecah di alun-alun utama Almaty, yang dikuasai bergantian oleh pasukan dan pengunjuk rasa.

Beberapa wartawan Reuters juga mendengar ledakan dan tembakan kala kendaraan militer dan sejumlah tentara maju, meski penembakan berhenti di malam hari.

Kantor berita TASS melaporkan ada beberapa orang terbunuh dan terluka akibat insiden penembakan baru ini.

Di sisi lain, pengerahan pasukan Rusia merupakan upaya Kremlin menjaga kepentingannya atas sumber daya minyak dan uranium di Kazakhstan. *Arya

Leave a Comment!