Jakarta, PUBLIKASI – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur, bertambah menjadi 39 orang per Kamis (9/12), sementara 13 warga dilaporkan masih belum ditemukan.
“Data korban jiwa per hari ini (9/12), tercatat korban meninggal dunia 39 orang dan hilang 13,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis.
Abdul mengatakan, saat ini para petugas di lapangan masih terus melakukan proses identifikasi dan verifikasi terhadap warga yang meninggal. Pihaknya melalui Tim SAR gabungan juga menargetkan, dalam kurun waktu 6 hari ke depan sudah dapat menemukan seluruh warga yang dilaporkan hilang.
Pencarian warga tersebut menurutnya akan difokuskan di sejumlah titik, seperti wilayah Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan.
Ia menambahkan, hingga Rabu (8/12) kemarin, setidaknya ada 6.022 warga yang dilaporkan mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru. Para pengungsi itu tersebar di 115 titik Posko tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru.
“Posko terus memutakhirkan data warga terdampak maupun warga yang mengungsi di wilayah Kabupaten Lumajang, Malang dan Blitar,” ujarnya.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), dalam kunjungannya pada Selasa (7/12) kemarin, berencana merelokasi lebih dari 2.000 rumah warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang terdampak erupsi Semeru.
Jokowi mengatakan relokasi akan dilakukan setelah keadaan membaik. Saat ini, pemerintah berfokus menangani korban luka dan mencari korban hilang.
“Kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kita perkirakan berbahaya untuk dihuni kembali. Tadi saya dapat laporan kurang lebih 2.000-an rumah,” jelasnya. *Arya