Jakarta, PUBLIKASI – Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Retno Ponco Windarti mencatat transaksi melalui QRIS tumbuh hingga 163 persen.
Tak cuma transaksi, jumlah merchant yang menggunakan QRIS pun telah melebihi target, yakni 11,7 juta. Merchant di Pulau Jawa masih mendominasi pasar QRIS sebesar 68,26 persen. Sementara, nilai transaksi QRIS mencapai Rp2,3 triliun.
Selain QRIS, digital payment juga naik signifikan hingga 60,25 persen secara tahunan, sehingga nilai transaksi mencapai Rp3,4 triliun. Digitalisasi payment yang dimaksud terdiri atas mobile banking, internet banking, dan phone banking.
Kemudian, uang elektronik (e-money) juga naik 43,6 persen secara tahunan dan transaksi hingga saat ini telah mencapai Rp24,75 triliun.
Retno melihat tren digitalisasi di bidang keuangan, khususnya perbankan juga meningkat lantaran perkembangan teknologi dan pandemi. Selain itu, digitalisasi sektor keuangan formal juga memiliki andil dalam perkembangan tersebut.
“Kami catat tren digitalisasi naik dari transformasi digital perbankan melalui digitalisasi bank, pembentukan unit digital bank, maupun pembentukan bank baru,” katanya.
Selain ketiga pembayaran digital tersebut, BI mencatat peningkatan pada sistem pembayaran lain, seperti Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) sebesar 22,3 persen, BI-RTGS sebesar 9,02 persen, dan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) sebesar 6,9 persen.
Selain itu, ia turut mengungkapkan transfer dana digital naik 20 persen, sedangkan pembayaran digital naik 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, QRIS adalah standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Transaksi menggunakan QRIS dapat menghubungkan pembayaran dari berbagai akun perbankan dan dompet digital yang ada. *Arya