Jakarta, PUBLIKASI – Raksasa properti China Evergrande dikabarkan belum membayar bunga utang (obligasi) senilai US$82,49 juta atau setara Rp1,17 triliun kepada beberapa investor.
Padahal, menurut sumber anonim yang dikutip Reuters, Senin (8/11), pembayaran bunga setengah tahunan itu seharusnya dipenuhi oleh Scenery Journey Ltd, anak usaha Evergrande sebelum masa jatuh tempo pada 6 November 2021. Setelah ini, kewajiban pembayaran bunga utang akan masuk waktu tenggang selama 30 hari.
Pembayaran kupon terdiri dari obligasi dengan bunga mencapai 13 persen yang jatuh tempo di November 2022 dan berbunga 13,75 persen dengan jatuh tempo pada November 2023. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari manajemen Evergrande.
Sebelumnya, Evergrande telah membayar utang US$19 miliar atau Rp270,94 triliun tepat sebelum berakhirnya masa tenggang. Pembayaran utang itu menyelamatkan perusahaan dari bencana gagal bayar (default).
Salah satu pembayaran bernilai US$148 juta atau Rp2,11 triliun. Pembayaran utang ini merupakan kewajiban perusahaan atas obligasi yang jatuh tempo pada 11 Oktober lalu dan memiliki batas akhir masa tenggang pada 10 November 2021.
Di samping itu, Evergrande juga membayar bunga utang senilai US$255 juta atau Rp3,63 triliun. Ini merupakan pembayaran kupon setengah tahunan atas obligasi yang akan jatuh tempo pada Juni 2023 dan 2025.
Ekonom Nomura Ting Lu dan Jing Wang menilai Evergrande akan menghadapi tekanan kewajiban pembayaran utang yang lebih tinggi pada kuartal IV 2021. Proyeksinya, kewajiban utang perusahaan akan naik dua kali lipat menjadi US$10,2 miliar atau Rp145,45 triliun pada kuartal terakhir tahun ini.
Lalu, akan meningkat lagi menjadi US$19,8 miliar atau Rp282,34 triliun pada kuartal I 2022 dan US$18,5 miliar atau Rp263,81 triliun pada kuartal II 2022.
“Dengan memburuknya sektor properti, kita mungkin melihat rebound default di dalam negeri oleh pengembang, dan harga obligasi di pasar dalam dan luar negeri dapat semakin berdampak satu sama lain karena investor waspada. Tapi kami percaya regulator kemungkinan akan meningkatkan upaya untuk menghindari meningkatnya default di pasar China,” ungkap mereka.
Sementara, pergerakan saham perusahaan terpantau melemah 0,9 persen pada perdagangan hari ini. Sedangkan sepanjang tahun ini, saham Evergrande telah terjun 85 persen. *Arya